PROFSIONALISME DAN KOMPETENSI MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

Penulis

  • Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Agama Islam Tasikmalaya

DOI:

https://doi.org/10.70143/integratif.v1i1.93

Kata Kunci:

Profesionalisme, Kompetensi Guru, Dinas Pendidikan Jawa Barat

Abstrak

Profesionalisme dalam proses pembelajaran mestinya merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi bagi guru dalam mengajar. Kritik tersebut banyak dilontarkan oleh sebagian pihak, maka hal
itu sesuatu yang wajar untuk disikapi secara arif dan bijaksana oleh pihak yang berkepentingan. Dimana
konsep tentang guru profesional akan selalu dikaitkan dengan pengetahuan tentang wawasan dan
kebijakan pendidikan, teori belajar dan pembelajaran, penelitian pendidikan (tindakan kelas), evaluasi
pembelajaran, kepemimpinan pendidikan, manajemen pengelolaan kelas/sekolah, serta teknologi
informasi dan komunikasi. Untuk itu peran guru sangatlah dituntut dalam menentukan usaha
peningkatan mutu pendidikan formal. Berarti gum yang merupakan agen pembelajaran harus mampu
menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam mendukung pembangunan
pendidikan. Oleh karena itu guru perlu dikembangkan sebagai suatu profesi yang bermartabat, seperti
apa yang diamanatkan dalam Permandinas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru tertanggal 4 Mei 2007. Dimana disana disebutkan bahwa standar kompetensi guru
dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial dan professional.Dalam UU No. 14 tahun 2005, profesional bermakna pekerjaan atau kegiatan
dari seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norm tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Profesional adalah (1) bersangkutan dengan profesi (bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian tertentu); (2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya; (3) mengharuskan adanya
pembayaran untuk melakukannya.Permasalahan dan tantangan diera globalisasi menuntut peningkatan
kualitas demokratisasi, transparansi, budaya mutu dan HAM. Perkembangan IMTAQ dan akselerasi
IPTEK memerlukan SDM berkualitas yang mampu go internasional.Pasar bebas menuntut semua bangsa
untuk mempersiapkan SDM berkualitas agar tidak tergantung kepada bangsa lain. SDM berkualitas dan
mampu menghadapi persaingan internasional, hanya mungkin dilakukan melalui pendidikan yang
bermutu.Sementara itu Indonesia masalah yang sangat krusial di dalam peningkatan mutu pendidikan
nasional antara lain: 1)Guru missmatch di berbagai jenjang pendidikan.2) Tidak adanya pemerataan
guru di daerah perkotaan dan daerah pedesaan, khususnya di daerah terpencil. 3)Kebijakan pemerintah
"zero growth".4)Adanya kekurangan guru.Berdasarkan pada hasil temuan penelitian dan pembahasan
pada bab IV adabeberapa simpulan yang bisa dibuat. Simpulan ini merupakan temuan jawaban dari
tujuan dan pertanyaan penelitian yaitu: 1.Identifikasi awal kebutuhan, sebagai bahan untuk membuat
perencanaan belum dilaksanakan dengan baik, sehingga menjadi penyebab paling utama ketidakefektif
proses pelatihan yang diselenggarakan oleh balai pelatih an, 2 Pelaksanaan pelatihan belum
mengakomodir azas-azas strategi belajar dan mengajar terpadu sehingga menimbulkan kekuatiran bagi
peserta.3.Beberapa model evaluasi baik sebelum, selama proses, dan sesudah pelatihan belum
dilaksanakan dengan baik oleh balai pelatihan. Balai pelatihan belum dapat mengidentifikasi kebutuhankebutuhannya yang belum terpenuhi. Sehingga balai pelatihan tidak mengetahui peluang yang belum
dimanfaatkan, balai pelatihan kurang dapat menggunakan sumber informasi yang dapatdigunakan untuk
mencapai program pelatihan, dan juga pihak balai belum dapat menaksir kekurangan dan kelebihan
prosedur program pelatihan.systems

Biografi Penulis

  • Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Tasikmalaya

    <br data-mce-bogus="1">

Unduhan

Diterbitkan

2022-09-26

Terbitan

Bagian

Artikel