KENABIAN: PRESPEKTIF FILSAFAT ISLAM
DOI:
https://doi.org/10.70143/siyasatuna.v4i2.307Kata Kunci:
filsafat kenabian; filsafat arab; suwungAbstrak
Dalam doktrin keimanan dalam Islam dikenal iman kepada Kitab Suci dan iman kepada para Nabi.
Nilai filosofis dari dua doktrin ini, karena manusia setelah “menemukan” Tuhan dalam
perenungannya, manusia membutuhkan cara untuk bisa berhubungan dengan-Nya, itu sebabnya
Tuhan pun – dengan sifat Rahman Rahim-Nya – menurunkan Kitab Suci. Tak hanya itu, Tuhan
pun “memilih” manusia manusia yang mempunyai kemampuan khusus (Al-Hads dalam bahasa
Ibnu Sina) untuk menyampaikan tuntunan-Nya sekaligus memberikan teladan baik bagi segenap
umat manusia. Ada sebagian orang yang menolak kenabian, seperti Ibnu Ruwandi, Abu Bakar Ar-Razi dan Ibnu Hayyan, dengan alasan bahwa kenabian itu tidak rasional. Namun, kita tak bisa
mendengar argumen mereka “bagaimana cara berhubungan dengan Tuhan”. Jika toh mereka pun
menjelaskan bagaimana caranya berhubungan dengan-Nya pun, mereka berperan sebagai nabi.
Dan jika mereka berperan sebagai nabi, mereka harus teruji secara moralitas dalam arti harus
mampu memberikan teladan yang baik