EKONOMI SYARIAH, MCDA-WDMA DAN PENTAHELIX COLLABORATION DI KOTA TASIKMALAYA
DOI:
https://doi.org/10.70143/lazhulma.v6i1.504Kata Kunci:
Ekonomi Syariah, MCDA-WDMA, Perencanaan Strategis, Kota Tasikmalaya, Metode CampuranAbstrak
Keterbatasan integrasi ekonomi syariah dalam dokumen perencanaan pembangunan Kota Tasikmalaya menjadi tantangan serius, meskipun wilayah ini memiliki potensi demografis, sosial, dan kultural Islam yang kuat. Ketidaksinkronan kebijakan antara Kota dan Kabupaten Tasikmalaya serta kurangnya dukungan eksplisit dari pemerintah kota menyebabkan pengembangan ekosistem ekonomi syariah belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arah kebijakan berbasis bukti untuk pengembangan ekonomi syariah Kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (mixed methods) dengan desain exploratory sequential dalam kerangka Research and Development (R&D). Data dikumpulkan melalui studi literatur, analisis kebijakan, serta wawancara mendalam dan kuesioner. Objek penelitian adalah ekosistem ekonomi syariah Kota Tasikmalaya, yang mencakup struktur kelembagaan, aktor ekonomi, serta interaksi antar pemangku kepentingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 variabel kunci yang dianalisis, terdapat lima prioritas strategis utama berdasarkan model MCDA-WDMA: (1) sinkronisasi kebijakan antara kota dan provinsi, (2) penguatan kapasitas kelembagaan ekonomi syariah, (3) digitalisasi layanan ekonomi syariah, (4) pelibatan komunitas pesantren dan ormas Islam, serta (5) insentif fiskal dan regulasi afirmatif. Penilaian bobot dinamis dari para pemangku kepentingan menunjukkan dominasi preferensi pada kolaborasi Pentahelix. Penelitian ini membuktikan bahwa pendekatan MCDA-WDMA mampu menghasilkan kerangka prioritas yang adaptif dan berbasis bukti.