STRATEGI PENGEMBANGAN UMKM RIZQI BATIK BERBASIS PENTAHELIX DENGAN MENGGUNAAKAN ANALISIS SWOT DAN MATRIKS QSPM
DOI:
https://doi.org/10.70143/lazhulma.v7i2.557Kata Kunci:
Rizqi Batik, TSFAF, SWOT, QSPM, Strategi Pengembangan, UMKM, Pentahelix.Abstrak
UMKM Rizqi Batik merupakan salah satu pelaku industri kreatif di Kota Tasikmalaya yang memiliki potensi untuk berkembang di tingkat nasional maupun internasional. Untuk mendukung pertumbuhan tersebut, diperlukan strategi pengembangan yang mempertimbangkan kekuatan internal, tantangan eksternal, serta kolaborasi multipihak. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kondisi internal dan eksternal UMKM Rizqi Batik pada tahun 2025, (2) memetakan posisi strategis usaha berdasarkan pendekatan SWOT dalam kerangka The Strategy-Formulation Analytical Framework (TSFAF), (3) merumuskan alternatif strategi pengembangan dengan melibatkan aktor-aktor Pentahelix, dan (4) menentukan strategi prioritas berdasarkan penilaian objektif melalui metode Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Analisis strategi dilakukan melalui tiga tahap TSFAF: Input Stage (menggunakan analisis IFE, EFE, VRIO, Value Chain, PESTEL, dan Porter’s Five Forces), Matching Stage (analisis SWOT dan Matriks IE), serta Decision Stage (penilaian strategi melalui QSPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rizqi Batik memiliki kekuatan internal yang tinggi (skor IFE 3,07) dan mampu merespons peluang eksternal dengan baik (skor EFE 3,00), sehingga berada pada kuadran I Matriks IE yang merekomendasikan strategi agresif. Tiga strategi alternatif dihasilkan dari SWOT Matching, yaitu: (1) promosi digital berbasis narasi budaya, (2) ekspansi pasar melalui kemitraan dan distribusi daring, dan (3) pengembangan produk fesyen modern bermotif batik. Berdasarkan hasil QSPM, strategi promosi digital memperoleh skor Total Attractiveness Score tertinggi sebesar 9,9151 dan ditetapkan sebagai strategi prioritas. Keberhasilan implementasi strategi sangat bergantung pada sinergi antara lima aktor utama dalam pendekatan Pentahelix, yaitu akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media.