INTERAKSI SOSIAL ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM MEMBANGUN TOLERANSI MASYARAKAT DI DESA CIKAWUNGADING KECAMATAN CIPATUJAH KABUPATEN TASIKMALAYA

Penulis

  • Cecep Abdul Muhlis Suja’i Institut Agama Islam Tasikmalaya

DOI:

https://doi.org/10.70143/hasbuna.v6i1.489

Kata Kunci:

Interaksi Sosial, Beragama, Toleransi.

Abstrak

Indonesia merupakan negara yang majemuk dengan berbagai suku bangsa, budaya, ras, dan agama. Toleransi merupakan salah satu kunci persatuan dan kesatuan rakyat. Baru-baru ini, sebuah program bernama Peace Train Indonesia telah mengumpulkan kaum muda dari berbagai agama untuk mempromosikan toleransi sejati. Mengelola keberagaman ini merupakan tantangan berkelanjutan, karena Indonesia merupakan salah satu negara paling beragam di dunia. Semboyan negara ini, Bhineka Tunggal Ika, menekankan persatuan dalam keberagaman. Meskipun terdapat perbedaan agama, termasuk Islam, Kristen, Buddha, dan lainnya, kekuatan Indonesia terletak pada seberapa baik keberagaman ini dikelola. Interaksi sosial yang efektif, yang ditandai dengan kerja sama dan pengertian, dapat menjembatani perbedaan. Namun, ketegangan dapat muncul karena kesalah pahaman dan konflik terkait agama. Pendidikan dan kesadaran tentang berbagai keyakinan sangat penting untuk memupuk keharmonisan.Kurangnya pengetahuan tentang keyakinan seseorang dapat menyebabkan intoleransi, seperti yang terlihat di beberapa komunitas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka penelitian ini akan difokuskan pada interaksi sosial antar umat beragama di Cikawungading, Tasikmalaya, dalam upaya meningkatkan toleransi. Ditinjau dari tempat penelitiannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode riset yang sifatnya deskriptif, menggunakan analisis, mengacu pada data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan pendukung mengenai objek penelitian dan kaitannya dengan segala hal tentang pola interaksi sosial dalam memelihara keharmonisan di Cikawungading Kecamatan Cipatujah Kabupaten tasikmalaya. Penelitian tentang interaksi sosial antar umat beragama di Desa Cikawungading menunjukkan bahwa kerukunan tidak terjadi dengan sendirinya. Masyarakat melakukan usaha nyata untuk menjaga hubungan baik, seperti saling menghormati dan gotong royong. Hubungan antara umat Kristen dan Muslim di desa ini sangat harmonis, tanpa benturan sosial. Keberhasilan ini didukung oleh saling pengertian dan toleransi, serta kegiatan bersama dalam bidang desa, negara, agama, dan budaya lokal.

Unduhan

Diterbitkan

30-03-2025

Terbitan

Bagian

Articles